Saturday, April 19, 2014

Psikologi Masyarakat Sunda dalam Dimensi Budaya (oleh Nandang Cahyana)



Ilmu psikologi adalah ilmu yang membahas manusia dari sisi kejiwaan (psikis). Masalah psikologi adalah salah satu masalah yang banyak diteliti dan dibahas dalam kehidupan manusia, hal tersebut dilakukan karena manusia bersifat dinamis dan berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi.
Dimana dari satu generasi kegenarasi berikutnya manusia terus melakukan ekplorasi terhadap pontensi yang dimiliki sehingga manusia dapat menjalani kehidupan dengan  lebih baik dan lebih mudah dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Ditinjau dari psikologi manusia dapat dikatakan  sebagai individu yang integral (terkait) satu dengan yang lainya serta  memiliki karaktersistik masing – masing.

Karakteristik  adalah sifat individu  yang membentuk kepribadian yang menjadi identitas individu tersebut  yang menjadi penanda keberadaan individu tersebut diantara individu yang lainya. Secara kodrati manusia menyandang dua kepripadian yaitu manusia sebagai individu dan manusia sebagai mahluk sosial, sebagai individu manusia bersifat egosentris dalam artian manusia akan lebih memperhatikan dan mementingkan kebutuahan dirinya, hal tersebut terjadi karena manusia terlahir dengan karakteristik yang unik dan memiliki kemerdekaan sedangkan sebagai mahluk sosial manusia merupakan individu yang tidak bisa berdiri sendiri dalam memenuhi kebutahanya karena manusia memiliki keterbatasan yang hanya dapat dikuatkan dari bantuan individu yang lainya.

Integrasi yang dilakukan oleh  individu dalam memenuhi kebutuhanya memaksa individu membentuk kelompok, seiring dengan berkembangnya waktu kelompok yang terbentuk terus bertambah jumlahnya dengan karakteristik yang berbeda – beda, karakteristik yang dimiliki antar kelompok berkembang menjadi sebuah budaya, budaya adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh sekelompok individu yang menjadi karakter (sifat) atau identitas kelompok tersebut dengan kelompok lainya.
Budaya merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia hal tersebut dapat kita lihat bagaimana budaya menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia, pada artikel kali ini kita akan membahas psikologi dalam budaya Sunda.

Seperti telah dikemukaan sebelumnya bahwa masalah psikologi adalah salah satu masalah yang banyak diteliti dan dibahas dalam kehidupan manusia, maka hal tersebut menandakan psikologi merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia di berbagai belahan dunia termasuk di nusantara.

Masalah psikologi sebenarnya bukanlah masalah yang asing bagi masayarakat nusantara terutama masyarakat suku Sunda. Hanya saja masyarakat Sunda jaman dulu tidak menggunakan istilah psikologi karena istilah psikologi merupakan istilah serapan dari bahasa asing.

Karakter Suku Sunda

Untuk dapat mengetahui psikologi dalam  budaya Sunda  maka terlebih dahulu kita harus mengenal karakter masyarakat suku Sunda. Secara karakteristik masyarakat suku Sunda merupakan masyarakat yang memiliki karakter  sopan santun hal tersebut ditandai dengan beragamnya kosa kata yang memiliki makna sama dalam bahasa Sunda,  pengunaan kosa kata  dalam bahaaaasa Subda didasarkan pada kontek yang dihadapi misalkan kita menawari makan seseorang untuk makan bersama  dalam bahasa Indonesia kita tidak menggunakan kosa kata yang berbeda dalam menawari seseorang apakah orang yang kita ajak makan itu usianya lebih tua dari kita, sebaya atau usianya dibawah kita, kita  tetap mengunakan kata makan bagi orang yang kita ajak.

Berbeda dengan bahasa Sunda ajakan makan mengunakan kosa kata yang berbeda dengan makna yang sama, penggunaan kosa kata berbeda dilakukan dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan terhadap orang yang diajak disesuaikan dengan usia orang yang kita ajak, mengajak makan untuk orang yang usianya lebih tinggi maka masyarakat Sunda menggunakan kata tuang (makan), untuk mengajak makan orang yang usianya sama atau sebaya dengan kata menggunakan kata dahar (makan) dan untuk mengajak makan orang usianya lebih muda mengunakan kata emam (makan).
Pengunaan kosa kata berdasarkan kontek/usia yang dihadapi dalam bahasa Sunda merupakan pertanda bahwa secara karakteristik masyarakat suku Sunda begitu memperhatikan masalah kejiwaan sebagai hal yang penting bagi manusia.  Masyarakat suku Sunda selalu berusaha menempatkan individu sesuai dengan keadaanya hal tersebut penting dilakukan agar terciptanya kesimbangan didalam masyarakat suku Sunda sehingga tatanan kehidupan dapat berjalan dengan baik tanpa teganggu oleh konflik batin yang dialami oleh anggotanya.

Pola Pikir Masyarakat Sunda

Pola pikir masayarakat suku Sunda dalam memaknai segala sesuatu yang ada disekelilinnya disandarkan pada kata kirata (dikira-kira tapi karasa) yang apabila  kita terjemahkan kedalam bahasa Indonesia berbunyi dikira-kira tapi terasa. Walapupun kata kirata terkesan nyelenah dan asal – asalan tidak  berarti pola pikir masayarakat suku Sunda demikian, pemikiran masyarakat suku Sunda berpikir berdasarkan  asal usul sesuatu yang ada disekelilingnya hal tersebut terlihat dari kebiasaan masyarakat suku sunda dalam memberi nama seperti nama makanan cireng singkatan dari aci digoreng, cilok singkatan dari aci dicolok, comro singkatan dari ocomdi jero dan sebagainya.

Filosofi Masyarakat Sunda

Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa masyarakat suku Sunda sangat menjungjung  tinggi perasaan orang yang ada disekelilingya hal tersebut merupakan warisan turun temurun dari orang tua sebelumnya dasar tersebut diajarkan dengan ajaran “dibeuweung diutahkeun” dalam bahasa Indonesia bermakna dikunyah baru dimuntahkan ajaran tersebut mengajarkan bahwa sebelum kita menyapaikan sesuatu kepada orang lain maka terlebih dahulu masyarakat suku Sunda harus mempertimbangkan apa yang akan di sampaikan kepada orang tersebut , apakah hal tersebut akan menyakiti, menyinggung perasaan orang yang akan kita tuju atau tidak.
Segala sesuatu yang berkenaan dengan perasaan orang lain terlebih dahulu harus diuji berdasarkan perasaan yang kita miliki sehingga tidak menimbulkan permasalahan ketika hal tersebut disampaikan.

Pola Kepemimpinan

Dalam pola kepemimpinan di masyarakat suku Sunda pemimpin harus bersifat “liat tali leles jejer”  maksudnya adalah bahwa pemimpin harus memiliki ideologi yang kuat dengan sikap tidak mudah menyerah dan  mampu menghadapi orang yang dihadapi sesuai dengan karakternya dan “pindah cai pindah tampian”  maksudnya bahwa dimanapun   pemimpin tersebut  berada harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dia berada.

Pengertian Anak Tunagrahita

Pengertian Anak Tunagrahita Ringan

Banyak definisi tentang anak tunagrahita yang tercantum dalam berbagai buku yang dikemukakan oleh para ahli sesuai dengan bidang keilmuan masing – masing. Di Indonesia pengertian anak tunagrahita tercantum dalam peraturan pemerintah nomor 72 tahun 1991, anak tunagrahita dinyatakan sebagai anak–anak dalam kelompok dibawah normal dan/atau lebih lamban dari pada anak normal, baik perkembangan sosial maupun kecerdasanya.

Sedangkan salah satu definisi yang saat ini diterima secara luas dan dijadikan rujukan utama adalah definisi dari American on Mental Deficiency (AAMD) yang dikutip Grosman (Kirk & Gallagher, 1986:116) adalah sebagai berikut “ Mental retardation fefers to significantly subaverage general intellectual functioning existing concurrently with deficits in adaptive behavior and manifested during the developmental period “.

Menurut Astati dan Lis Mulyati (Astati, Lis Mulyati, 2010) pengdefinisian atau pengertian anak tunagrahita mengacu kepada :

  1. Fungsi intelek umum yang berada di bawah rata – rata, fungsi intelektual umum secara siginifikan berada di bawah rata –rata, maksudnya bahwa kekurangan itu harus benar – benar meyakinkan sehingga yang bersangkutan memerlukan layanan pendidikan khusus. Sebagai contoh, anak normal rata – rata mempunyai IQ (Intelligence Quotient) 100, sedangkan anak tunagrahita memiliki IQ paling tinggi 70.
  2. Kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian, kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian (perilaku adaptif), maksudnya bahwa yang bersangkutan tidak/kurang memiliki kesanggupan untuk melakukan pekerjaan – pekerjaan yang sesuai dengan usianya. Ia hanya mampu melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan oleh anak yang usianya lebih muda darinya.
  3. Ketunagrahitaan berlangsung pada periode perkembangan, ketunagrahitaan berlangsung pada periode perkembangan, maksudnya adalah ketunagrahitaan itu terjadi pada usia perkembangan, yaitu sejak konsepsi hingga usia 18 tahun.
  4. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan secara umum anak tunagrahita adalah anak yang memiliki ciri fungsi intelektual umum di bawah rata – rata, kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian dan ketunagrahitaan berlangsung pada periode perkembangan.

Klasifikasi Anak Tunagrahita

Pengklasifikasian diperlukan untuk mengetahui tingkatan ketunagrahitaan yang dialami oleh anak tunagrahita, agar anak tunagrahita mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi yang dialami.
Terdapat berbagai macam pengklasifikasian tentang anak tunagrahita berdasarkan bidang keilmuan masing masing, secara umum pengklasifikasian anak tunagrahita ada dua jenis yaitu :
Klasifikasi Anak Tunagrahita menurut tingkat inteligensinya

Berdasarkan ukuran tingkat inteligensinya Grosman (1983) dengan menggunakan system skala Binet membagi ketunagrahitaan dalam klasifikasinya :

TERM
IQ RANGE FOR LEVEL
Mild Mental Retardation
50-55 top Aporox, 70
Moderate Mental Retardation
35-4 to 50-55
Severe Mental Retardation
20-25 to 35-40
Profound Mental Retardation  Unspecfied
Below 20 or 25

Klasifikasi Leo Kaner

Klasifikasi Leo Kanner adalah klasifikasi yang dikembangkan oleh Leo Kanner, dimana tuna grahita diklasikfikasikan menjadi tiga jenis yaitu :
Absolute Mentally Retarded (tunagrahita absolut)
Relative Mentally Retarded (tunagrahita relative)
Pseudo Metally Retarded (tunagrahita semu)

Klasifikasi yang digunakan pada saat ini adalah klasifkasi yang dikemukakan oleh AAMD (Hallahan, 1982:34), sebagai berikut:

Mild mental retardation (tunagrahita ringan) IQ-nya 70-755
Moderate mental retardation (tunagrahita sedang ) IQ-nya 55-40
Severe mental retardation (tunagrahita berat)  IQ-nya 40-25
Profound mental retardation (tunagrahita sangat berat) IQ-nya 25 ke bawah.
Klasifikasi yang digunakan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 tunagrihata dibagi dalam tiga jenis yaitu :
Tunagrahita ringan IQ-nya 50-70.
Tunagrahita sedang IQ-nya 30-50.
Tunagrahita berat dan sangat berat IQ-nya dibawah 30.

Permasalahan  Anak Tunagrahita

Permasalahan yang dihadapi oleh anak tunagrahita bermacam – macam baik ditinjau dari segi kualitatif ataupun kuantitatif, walau demikian ada pula kesamaan permasalahan yang dirasakan bersaman oleh sekelompok dari anak tunagrahita. Menurut Astati (2010) Permasalah yang dihadapi oleh  anak tunagrahita diantaranya :
  1. Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari – hari, masalah ini berkaitan dengan kesehatan dan pemeliharaaan diri dalam kehidupan sehari – hari. Melihat kondisi keterbatasan anak – anak dalam kehidupan sehari – hari mereka banyak mengalami kesulitan apalagi yang termasuk kategori berat dan sangat berat dalam melakukan kehidupan sehari – harinya sangat memerlukan bimbingan. Karena itulah para guru di sekolah diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam melatih dan membiasakan anak didik untuk melakukan kegiatan binda diri. Masalah – masalah yang sering ditemukan di antaranya adalah : cara makan, menggosok gigi, memakai baju, memasang sepatu, dan lain – lain.
  2. Masalah kesulitan belajar, dapat disadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan berpikir mereka, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mereka sudah tentu mengalami kesulitan belajar, yang tentu pula kesulitan tersebut terutama dalam bidang pengajaran akademik misalnya : matematika, IPA, bahasa, sedangkan untuk bidang studi non-akademik mereka tidak banyak mengalami kesulitan belajar. Masalah – masalah yang sering dirasakan dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar diantaranya : kesulitan menangkap pelajaran, kesulitan dalam belajar yang baik, kemampuan berpikir abstrak yang terbatas dan daya ingat yang lemah.
  3. Masalah penyesuain diri, masalah ini berkaitan dengan masalah atau kesulitan dalam hubungannya dengan kelompok maupun individu di sekitarnya. Disadari bahwa kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan. Karena tingkat kecerdasan anak tunagrahita jelas – jelas berada di bawah rata – rata (nornmal) maka dalam kehidupan bersosialisasi mengalami hambatan. Di smping itu mereka ada kecenderungan diisolir (dijauhi) oleh lingkungannya, apakah itu masyarakat atau keluarganya. Dapat juga terjadi anak ini tidak diakui secara penuh sebagai individu yang berpribadi dan hal tersebut dapat berakibat fatal terhadap pembentukan pribadi, sehingga mengakibatkan suatu kondisi pada individu itu tentang ketidakmampuannya di dalam menyesuaikan diri baik terhadap tuntutan sekolah, keluarga masyarakat, dan bahkan terhadap dirinya sendiri.
  4. Masalah penyaluran ke tempat kerja, secara empirik dapat dilihat bahwa kegidupan anak tunagrahita cenderung banyak yang masih menggantungkan diri kepada orang lain terutama kepada keluarga (orang tua) dan masih sedikit sekali yang sudah dapat hidup mandiri, inipun masih terbatas pada anak tunagrahita ringan. Dengan demikian perlu disadari betapa pentingnya masalah penyaluran tenaga kerja tunagrahita ini dan untuk itu perlu dipikirjan matang – matang dan dapat diwujudkan dengan penanganan yang serius. Kehidupan anak tunagrahita ini cukup memprihatinkan. Setelah selesai mengikuti program pendidikan ternyata masih banyak yang sangat menggantungkan diri dan membebani kehidupan keluarga. Disamping beberapa usaha tersebut di atas perlu ada imbangan dari pihak sekolah untuk lebih banyak meningkatkan kegiatan non-akademik baik itu berupa kerajinan tangan, keterampilan, dan  sebagainya, yang semuanya itu digarapkan dapat membekali mereka untuk terjun ke masyarakat sebagai individu yang mandiri.
  5. Masalah kepribadian dan emosi, memahami akan kondisi karakteristik mentalnya, Nampak jelas bahwa anak tunagrahita kurang memiliki kemampuan berpikir, kesimbangan pribadinya kurang konstan/labil, kondisi yang demikian itu dapat dilihat pada penampilan tingkah lakunya sehari – hari, misalnya : berdiam diri berjam – jam lamanya, gerakan yang hiperaktif, mudah marah dan mudah tersinggung, serta mengganggu orang lain di sekitarnya.
  6. Masalah pemanfaatan waktu luang, adalah wajar untuk anak tunagrahita dalam tingkat lakunya sering menampilkan tingkah laku nakal. Dengan kata lain bahwa anak – anak ini berpotensi untuk menganggu ketenangan lingkungannya, apakah terhadap benda – benda ataupun manusia di sekitarnya, apalagi mereka yang hiperaktif. Untuk mengimbangi kondisi ini sangat perlu adanya imbangan kegiatan dlam waktu luang, sehingga mereka dapat terjuhkan dari kondisi yang berbahaya, dan pula tidak sampai mengganggu ketenangan masyarakat maupun keluarganya sendiri.

Seberapa Jauh Kita Tahu Nilai

Kata nilai sering kita dengar dan kita ucapkan akan tetapi ketika kita ditanya apa yang dimaksud dengan nilai? kita akan kesulitan untuk mendeskrifsikan karena nilai bersifat abstrak yang mana pengertian nilai yang kita dapat banyak bertumpu kepada perasaan. kita sering kebingungan apakah nilai sama dengan harga?untuk dapat memahami nilai kita harus mempelajari arti nilai itu sendiri dari pandangan berbagai ahli, hal tersebut penting agar kita tidak salah dalam mengartikan nilai.

Banyak para ahli mengemukakan pengertian nilai dalam pengertian yang berbeda - beda  hal tersebut diakibatkan perbedaab bidang ilmu yang ditekuni oleh para ahli dimana pengertian yang dipaparkan bersandar kepada pandangan bidang ilmu yang dimiliki, berikut pengertian nilai berdasarkan padangan para ahli.

  1. Pengertian Nilai yang di tulis oleh A Club of Rome ( UNSESCO, 1993)  A Club of Rome mengemukakan nila dalam dua gagasan yang bersebrangan, gagasan pertama nilai              dikaitkan dengan ekonomi berdasarkan nilai produk, kesejateraan dan harga. Gagasan kedua nilai               digunakan untuk mewakili gagasan atau makna yang abstrak 
  2. Pengertian Nilai menurut Gordon Allport (Rohmat Mulyana,2004). Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas pilihanya
  3. Pengertian Nilai menurut Kuperman  (Rohmat Mulyana,2004). Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihanya diantara cara - cara tindakan alternatif
  4. Pengertian Nilai menurut Hans Jonas(Rohmat Mulyana,2004).Nilai adalah sesuatu yang ditandai dengan kata "ya".
  5. Pengertian Nilai menurut Kluckhohn (Rohmat Mulyana,2004). Konsepsi (tersirat atau tersurat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri - ciri kelompaok) dari apa yang diingikan , yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan tujuan akhir tindakan.
  6. Pengertian Nilai menurut  (Rohmat Mulyana,2004) Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. 

Pendapat Ahmad Tafsir untuk Ontologi

1. Pengertian Ontologis menurut Ahmad Tafsir (2002) adalah wilayah ilmu yang membahas tentang hakikat       dan struktur ilimu.
2. Pengertian  Epistimologi menurut Ahmad Tafsir (2002) adalah wilayah ilmu yang membahas cara kerja           ilmu dalam memperoleh pengetahuan dan cara mengukur kebeneran pengetahuan.
3. Pengertian Aksiologi menurut Ahmad Tafsir (2002) adalah membicarakan tentang kegunaan ilmu dan cara     ilmu menyelesaikan masalah.

Ontologi Nilai menurut Rohmat Mulyana

Hakikat Nilai

Hakikat nila adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan (Rahmat Mulyana,2004), dimana rujukan yang dimaksud bisa berupa norma, etika, Peraturan undang - undang, adat kebiasaan aturan agama dan rujukan lainya.

Sruktur Nilai 

Struktur nilai terdiri dari

  1. Kategori nilai dasar
  2. Kategori wilayah kajian
  3. Klasifikasi nilai
  4. Hieraki nilai

Tahukah anda cara membaca perasaan lawan bicara anda



Pada saat ini perkembangan teknologi komunikasi berkembang pesat tanpa batas, manusia  berlomba – lomba menciptakan teknologi komunikasi yang canggih agar individu yang satu dengan yang lainya dapat saling berkomunikasi secara cepat, mudah tanpa hambatan ruang dan waktu baik hambatan berupa batas geografis ataupun batas negara.
Komunikasi menjadi kunci penting bagi individu karena komunikasi yang baik dapat membantu individu  dalam meraih tujuan yang diharapkan. Teknologi komunikasi berperan hanya sebagai media pembantu individu dalam melakukan komunikasi sedangkan proses berlangsungnya komunikasi tergantung kepada individu yang melakukan komunikasi tersebut.
Banyak masalah timbul yang diakibatkan oleh kurangnya kemampuan berkomunikasi sehingga komunikasi yang dilakukan menimbulkan sesuatu yang merugikan. Seperti orang tua selalu berharap ketika anaknya dewasa dapat menjadi individu yang baik, mandiri dan memiliki manfaat bagi individu yang lainya, seorang laki – laki yang menyukai seorang wanita dan berharap dapat membina rumah tangga dengan menyatakan isi hatinya kepada wanita tersebut dan berharap siwanita dapat menerimanya, seorang kekasih atau pacar ingin memberikan kebahagian kepada pasangan maka ia merancang sebuah kejutan yang diharapkan dapat membahagikan keksasinya, semua itu memerlukan komunikasi yang baik karena kalau tidak dikomunikasikan dengan baik tujuan yang diinginkan tidak akan tercapai bahkan menimbulkan suatu masalah yang pelik yang menggangu pikiran individu tersebut.
Agar pengharapan yang diinginkan oleh individu tersebut dapat tercapai, individu  tersebut harus mampu membuat lajur komunikasi dengan individu yang dituju. Dengan cara memposisikan individu sesuai dengan apa yang diharapkan olehnya, karena tidak jarang individu memaksakan yang diingikanya kepada individu yang dituju sehingga terjadi kontradiktif antara harapan yang diinginkan dengan hasil yang diperoleh.
Bagaimana cara membangun jalur komunikasi dengan individu yang kita tuju? Membangun komunikasi bukanlah hal yang mudah terutama membangun komunikasi dengan individu dalam usia perkembangan seperti anak remaja. Dimana pada periodea usia  tersebut individu sangat ekpresif atas apa yang dirasakan dan dinginkan tanpa menghiraukan pendapat individulainya.
Untuk dapat membangun jalur komunikasi yang baik kita harus mampu membaca pesan yang tersirat pada ekpresi individu ketika berkomunikasi dengan kita, pada kesempatan ini kita akan membahas “menangkap pesan dari ekpresi orang ”.  bahasan yang kita bahas bedasarkan buku “I Can Read You Like a Book” karya Gregory Hartley dan Maryann Karinch dimana pada buku tersebut dibahas berbagai ekpresi individu ketika merespon segala sesuatu yang mengarah pada diri individu tersebut.
Untuk dapat membaca ekpresi yang muncul dari individu sehingga kita dapat membaca pesan yang disampaikan tanpa perlu kata –kata kita dapat melihat dari bahasa tubuh atau gimik individu tersebut. Berikut hal yang harus kita pahami ketiak membaca melalui ekpresi.
Langkah pertama kita harus memahami bahasa tubuh, bahasa tubuh dapat dikatakan sebagai bahasa tertua yang dimiliki oleh manusia  karena bahasa tubuh merupakan bahasa yang dipakai oleh manusia purba sebelum peradaban manusia berkembang sampai seperti saat ini, manusia purba menyampaikan segala rasa yang dirasakan tidak menggunakan kata melainkan  mengunakan gerakan tertentu sebagai penyampai pesan hal tesebut terjadi karena tingkat kecerdasan manusia purba masih rendah,  berkiut adalah cara memahami bahasa tubuh

(DETAIL MENGENAI BAHASA TUBUH AKAN SEGERA DI POSTING)

Pegerrakan Bagian Tubuh dan Maknanya

Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya dimana pada bahasan ini kita akan membahas lebih jauh tentang ekspresi dari individu ketika merespone segala sesuatu yang datang padanya. Dimana sebelumnya kita membahas tentang cara membaca perasaan lawan bicara kita karena hal tersebut merupakan sesuatu yang cukup penting agar dapat mengambil keputusaan yang tepat terhadap individu yang kita hadapi sehingga individu yang kita hadapi memberikan manfaat bagi diri kita serta tercapainya tujuan yang kita harapkan.

Dalam merespone segala perasaan yang dirasakan individu secara tidak sadar mengekspresikan perasaan tersebut mengunakan anggota tubuhnya dibandingkan dengan kata - kata, karena secara naluriah bagian tubuh lebih cepat merespone dibandingkan dengan pikiran kita yang mana pikiran kita memerlukan waktu yang cukup lama mengelolah informasi yang didapatkan sampai terdapat sebuah congclusi yang tepat dengan berbagai pertimbangan atas informasi yang diterima.

Bagian tubuh individu yang mengekspresikan respon yang cepat ketika individu menghadapi perasaan tertentu berada pada beberapa bagian tubuh, diantaranya bagian tubuh yang berada diarea kepala, tangan, kaki dan beberapa bagian tubuh yang lain, berikut reaksi tubuh individu ketika merespone stimulus yang didapat:

1. Kerutan kulit diwajah

 Pada umumnya alasan individu mengkerutkan kulit wajah dikarenakan menunjukan ekspresi terkejut, marah, dan terkadang menunjukan suatu respone focus terhadap suatu      hal, ekspresi terkejut biasanya ditunjukan terangkatnya garis wajah lurus keatas dimana kondisi ini menujukan kesungguhan atau kejujuran. Sedangkan rasa marah          ditunjukan dengan cara menggunakan otot antara kedua alis mata yang dikerutkan kearah sebagai respone pertahanan atas kemananan individu baik berupa ancaman fisik      ataupun  phsykologis selian itu pulu menunjukan kebingungan atas keputusan apa yang akan diambil untuk merespone informasi yang diperoleh, sedangkan seseorang yang     dibawah tekanan stress tinggi biasanya akan memijat otot yang berada diantara alis, gemik yang sama juga ditunjukan oleh individu yang sedang mengalami sakit kepala    dimana hal tersebut dilakukan secara tidak sengaja dimana hal tersebut dilakukan biasanya untuk mengencakan otot pada area tersebut.

   berikut adalah gambar orang ketika terkejut dan marah.


terkejut




   

marah



2. Alis

 Alis merupakan anggota tubuh yang paling cepat mengekspresikan perasaan individu ketika merespone suatu perasaan dimana alis paling banyak melakukan pergerakan       ketika mersepon dibandingkan dengan bagian tubuh lainya, dimana pergerakan alis merupakan ciri ekspresi individu  yang telah ada semenjak idividu dilharikan,           berikut berikut berbagai pergerakan alis atas respone yang diterima oleh individu :

Pergerakan Alis Membentuk Busur



Alis berbentuk busur
pergerakan salah satu alis individu baik alis kiri atau kana yang membentuk busur menunjukan ketrsingungan atau perasaan tidak senang atas apa yabang ditunjukan pada     dirinya, hal tersebut dapat kita lihat ketika orangtua kita menasehati kita tanpa sengaja kita merespone segala perkataab kita dengan nada tinggi maka secara       repleks orang tua kita akan mengankat salah satu alis berbentuk busur seperti gambar dibawah ini yang menunjukan ketersinggungan atas respone yang kita berikan         atas apa yang disampaikan oleh orang tua kita.







   Pergerakaan alis keatas secara cepat
  
   pergerakan alis keatas secara secepat disertai dengan mata yang berbinar merupakan pergerekan yang terjadi begitu cepat dan tanpa kita sadari, pergerakan alis       keatas secara cepat mengekspresikan pengakuan terhadap sesuatu, dimana pergerakan tersebut dilakukan secara tidak sengaja dan merupakan bentuk respone yang       universal dimana hal tersebut dapat digunakan terhadap berbagai respone, seperti individu ketika berbicara dia sedikit menggangkat alisnya menandakan bahwa dia       sedang berbohong,Individu yang sedang bingung atau tidak yakin secara replek dia akan mengangkat alisnya kemudian pergerakan tersebut berhenti sejenak.





 
Pergerakan mata dan alis yang diatur menengadah ketas



Pergerakan ini ditandai dengan mengankat dagu dimana mata dan alis ditur dalam posisi mengenadah keatas hal tersebut menunjukan sikap merendahkan dan tanda lancang     (tidak hormat) seperti pada gambar dibawah ini.









  Pentingnya mengontrol gerakan alis

  Alis adalah penyampai pesan yang paling cepat, pernahkah anda mengalami ketika anda berbicara dengan lawan bicara anda tiba - tiba menunjukan raut wajah tidak senang   terhadap anda sedangkan tidak ada niat dan kata yang salah pada diri anda? anda pasti bertanya kenapa individu tersebut bereaksi seprti itu, hal tersebut terjadi       biasanya disebabkan kurangnya kontrol kita terhadap pergerakan tubuh ketika kita berbicara dengan individu karena tubuh kita akan merepleksikan seluruh perasaan kita   terhadap individu walau secara verbal kita menggunakan kata - kata yang baik akan tetapi secara repleks bagian tubuh kita akan menunjukan perasaan kita   yang   sesungguhnya terhadap individu yang kita hadapi.

3. Pelipis
  
   pelipis merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi seperti engsel ketika kita menggerakan wajah kita untuk menunjukan berbagai ekspresi, sama seperti alis    pelipis juga digunakan sebagai bahasa tubuh individu, ketika kita melakukan senyum palsu atau senyum bahagia pelipis memiliki pergerakan tertentu yang menandai    perasaan  yang sebenar yang ada pada diri kita, ketika kita melakukan senyuman palsu (sinis) pelipis kita tidak melakukan pergerakan apapun senyuman hanya    tersungging dibibir saja, berbeda dengan senyuman yang penuh dengan rasa senang atau bahagi pelipis kita bergerak ketas mengikuti pergerakan mata.
 
4. Pupils
  
   pupils kita membesar untuk beberapa alasan, diantaranya daya tarik, takut dan perhatian. Ketika individu melihat sesuatu yang menarik mata kita akan mebesar sebesar mungkin yang mata kita bisa, seperti remaja yang pada masa puber ketika dia melihat lawan jenis yang menarik dia akan mengarahkan pandangan matanya sambil memebesarkan pupil mata terhadap lawan jenis yang dituju.

5. Pergerakan Mata

Pada umumnya individu mengerakan mata mendakan bawhwa dia sedang mencari jawaban yang ada dikepalanya, seluruh ingatan yang ada didalam otak kita ketika kita mencoba mengingat kembali sebuah kenangan dalam pikiran kita maka mata kita akan bergerak ketas, ketika salah satu bagian otak kita memproses suara yang diterima melalui telingan maka ketika mengingat suara apa yang dihantar oleh telingan maka mata kita akan mengarah kesalah satu bagian telingan kita.
 

6. Kelopak mata

Kelopak mata pada bahasa tubuh memberikan tanda - tanda tertentu dari diri individu atau berfungsi sebagai ekspresi akan keadan dirinya, biasanya digunakan untuk menunjukan rasa "aku cantik", "aku muda", "aku penuh semangat". ketika kita melihat individu pada kelopak mata terdapat kantong mata maka kita akan menangkap kesan bahwa individu tersebut sedang lelah, sedangkan kantong mata yang terlihat layu menandakan individu yang sedang stress berat.

7. Kedipan

semua orang memiliki jumlah kedipan yang normal tidak cepat dan tidak sering, akan tetapi kedipan mata kita akan lebih sering ketika kita stress, takut dsb.

8. Telinga

telinga kita akan memerah ketika kita merasa kawatir akan apa yang akan kita dengar, telinga kita kita akan bereaksi seperti itu ketika kita kita takut individu menjelek-jelekan diri kita dihadapan individu yang lain, selain hal tersebut reaksi seperti itu muncul ketika kita mendengar individu yang berbicaranya jumawa atau sombong sebagai reaksi ketiksukaana akan individu tersebut.

9. Hidung

Tidak seperti telinga kita merespon suatu stimulus telinga bisa memerah dan terasa panas hidung tidak menimbulkan reaksi apapun hanya saja ketika kita merasa stress kita akan lebih sering menyentuh hidungkita terkadang menyentuh hidung menunjukan rasa ketidak sukaan, muak dan jiji melihat individu yang kita tidak sukai.


(untuk bagian tubuh lainya akan segera diposting)